selamat datang anda memasuki zona arsel community. komunitas pemuda se-desa air selumar, hasil yang kami lakukan, bukan apa yang akan kami dapatkan. Tapi apa yang dengan ikhlas dapat kami lakukan - Basecamp : desa Air Selumar Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung. email : arsel@inmail24.com

Selasa, 08 Desember 2009

ARSEL community diantara banjir dan penghijauan.

Pada tanggal 6 Desember 2009, seluruh anggota ARSEL community menanam pohon sengon di sepanjang aliran sungai dan eks lahan tambang timah. Kegiatan sempat berhenti sebentar namun dengan semangat yang tinggi para anggota ARSEL community terus melanjutkan kegiatan penghijauan dilokasi-lokasi yang telah ditentukan. Karena hujan yang sangat lebet, TPA Al-Mukarramah mengalami kebanjiran. Banjir dilokasi TPA jika musim penghujan selalu langganan banjir. Akibat dihulu sungai sudah tidak ada hutan yang berfungsi sebagai serapan dan penahan arus air, karena alih fungsi hutan dengan perkebunan sawit. Namun banjir di TPA Al-Mukarramah, juga disebabkan oleh pendangkalan anak sungai akibat aktifitas penambangan timah disekitar TPA. sehingga air yang seharusnya mengalir ke anak sungai itu menjadi tidak lancar dan meluas ke halaman TPA. Atas inisiatif dan kepedulian ARSEL community maka, pada tanggal 6 Desember tersebut mengalihkan kegiatan penghijauan aliran sungai menjadi melakukan evakuasi terhadap TPA Al-Mukarramah, dengan cara membuat saluran air di depan TPA, agar ruang kelas di TPA tidak tergenang air. Alhamdulillah walaupun hanya sebatas kemampuan kami yang terbatas ini, ruang kelas TPA aman dari banjir. Sesungguhnya perhatian lebih, terhadap pasilitas umum seperti TPA ini perlu perhatian dan bantuan dari semua pihak tidak terkecuali bagi pembaca blog kami ini. Karena fasilitas pendidikan keagamaan merupakan manifestasi bagi kemajuan moral dan ahlaq genarasi penerus bangsa. Semoga ARSEL community tetap jaya..!!!

Struktur Organisasi pemuda ARSEL COMMUNITY
Pelindung dan penasehat : KEPALA DESA AIR SELUMAR
Ketua : ADIE DARMAWAN
Wakil Ketua : SYAMSU SAHRIL
Sekretaris : BUDI
Bendahara : FITRIADI
Kordinator lapangan : NAWI - HERU
Kordinator Keamanan : FIRNGADI - RENALDI
Kordinator Pembinaan : SUTIRTA JAYA
Kordinator keanggotaan : EKO MEIDYAWAN
Kordinator kosumsi : ANDRI – LOLY

Jumat, 04 Desember 2009

ARSEL community Napak Tilas Perjuang Kemerdekaan

Pada tanggal 22 Nopember 2009 anggota ARSEL community mengikuti napak tilas perjalanan para pejuang kemerdekaan dari tugu perjuangan masyarakat desa Sijuk dan sekitarnya, menuju tugu perjuangan rakyat di desa Air Seruk. ARSEL community mengikuti acara ini atas undangan dan kerjasama dengan DPD KNPI Kab Belitung. Antusiame para anggota ARSEL community terlihat sangat super semangat seperti terlihat pada gambar, setelah mendengarkan kata sambutan oleh Bapak Bupati Kab Belitung Bapak Darmansyah, kemudian para peserta napak tilas dilepas oleh Bapak wakil Bupati Kab Belitung Bapak Sahani Saleh.
Walaupun sempat diguyur oleh hujan lebat namun semangat juang para anggota ARSEL community masih terus berkobar dengan teriakan yel-yel MERDEKA…!. Dengan semangat kebersamaan, persatuan dan kekompakan, alhamdulillah..seluruh anggota ARSEL community, bisa menyelesaikan perjalanan napak tilas tanpa ada kendala yang berari, walaupun pakaian yang basah kering dibadan. Acara ini juga dirilis oleh Pos belitung baca disini. Pada dewasa ini bentuk perjuangan lebih kepada mengisi kemerdekaan disegala bidang. Penguasaan bidang-bidang ekonomi diharapkan lebih bisa memperhatikan rasa keadilan masyarakat dan generasi muda, penguasaan teknolodi,informasi dan keahliasan disegala bidang menjadi hal yang mutlak harus dikuasai oleh generasi, karena kemajuan bangsa dan negara dimasa yang akan datang sudah menjadi tanggungan generasi muda.
Bentuk kolonialisme dan imperialime gaya baru sudah banyak bermunculan dimana pusat-pusat ekonomi strategis hanya dikuasai oleh orang atau golongan tertentu. Bukan hal baru jika didalam pengembangan potensi sumber daya alam, masyarakat sekitar hanya menjadi penonton dikarnakan oleh bentuk dan faham-faham monopoli kegiatan ekonomi yang sudah terintegritas kedalam sistim birokrasi dan peraturan perundangan yang berlaku. Yang namanya kesejahteraan masyarakat hanya seperti poster artis yang tertempel didinding usang. Semoga dengan terbentukanya organisasi ARSEL community ini bisa menjadi penyeimbang dan filter faham-faham tersebut…ARSEL community…!!!...MERDEKA…!!..MERDEKA…!!!

Sabtu, 07 November 2009

SAKSI BISU DI TEPIAN ZAMAN

Bukan suatu hal yang aneh jika anda melihat pulau Belitung dari atas pesawat, banyak terdapat lubang-lubang bak muka perawan yang terkena penyakit cacar. Yaah…itulah wajah pulau Belitung secara keseluruhan dimana aktivitas penambangan timah sudah sedemikian membumi. Sektor panambangan timah pada saat ini masih menjadi primadona untuk mendongkrak pendapatan masyarakat yang berujung pada peningkatan ekonomi Belitung pada umumnya. Belum adanya solusi yang jitu untuk mengalihkan pola pertambangan ke perkebunan atau pola yang lainnya. Belum terakomodirnya pemerataan dan peluang lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab aktivitas penambangan timah di Belitung, masih menjadi pilihan masyarakat.
Penambangan timah di desa Air Selumar pada zaman Belanda terpusat di daerah Tikus (begitu masyarakat desa Air Selumar menyebutnya.red) . areal Tikus adalah eks komplek lokasi penambangan dan pusat pemerintahan Belanda yang dibangun pada tahun 1915, yang bisa dibuktikan dengan tulisan “anno 1915” disalah satu bangunan di areal tersebut. Jalan kereta api dibangun dari pusat penambangan ke dermaga laut atau bum batu , guna memperlancar arus mobilitas pengangkutan biji timah ke kapal, yang pada saat ini masih bisa dilihat bekas jalan kerepa api tersebut. Namun babak baru sejarah mulainya ekplorasi timah di pulau Belitung sudah dimulai sejak pemerintahan Depati Cakraninggrat ke VIII. Pada saat ini semua bangunan tersebut hanya menjadi saksi bisu, sejarah kelam eksplorasi penambangan timah di desa Air Selumar, yang hanya tercatat dipinggiran tembok sejarah sistem kolonialisme dan feodalisme bangsa ini.
Dengan diangkat dan diakuinya KA Rahad sebagai Depati maka dimulailah babak baru taktik Belanda untuk mencari dan menambang timah di Belitung serta mengamankan seluruh perairan laut Belitung dari ancaman lanun, dan masa ini juga seluruh pulau-pulau sekitar Belitung di kuasai oleh Depati KA Rahad. Setelah Kesultanan Palembang jatuh kepada Inggris tahun 1812 kemudian diserahkan kembali oleh Inggris kepada Belanda tanggal 20 pebruari 1817. Tetapi Belitung baru diduduki Belanda pada 21 Oktober 1821, itu pun dengan perantara pasukan palembang yang di pimpin oleh Syarif Mohammad guna menyingkirkan para bajak laut atau Lanun yang berkuasa di seputar perairan wilayah Belitong, Setelah aman maka pada tahun 1822 mendaratlah Kapten De la Motte dengan seratus serdadunya di Tanjoeng Goenoeng. Belanda kemudian mengirim tim ekspedidi ke Belitong yang dipimpin oleh Kolonel PC Riedel. Untuk membujuk dan mengajak KA Rahad untuk berunding. KA Rahad pada saat itu sebagai seorang Depati Cakraninggrat ke VIII. Yang dinobatkan pada 1 Juli1838.De la Motte mendapat perlawanan dari pasukan KA Rahad dengan panglima perang adik sepupunya sendiri yaitu KA Jalil hingga De la Motte menyingkir ke bukit Tanjung Pendam dengan bantuan orang-orang Cina De la Motte membangun benteng di situ dengan bantuan orang-orang Cina (Orang-orang Cina yang bekerja menambang timah pada Depati KA Hatam dan setelah KA Hatam meninggal Parit-parit timah terlantar dan orang-orang Cina mulai diperkenankan membuka pemukiman di tepi Sungai Aik Seburik, pemukiman Cina ini menjadi penyangga antara Belanda dan Depati dengan demikian orang-orang Cina dapat leluasa hidup dalam dua wilayah kekuasaan) sedangkan benteng Tanjoeng Goenoeng dapat di Kuasai KA Rahad dan kemudian KA Rahad mendirikan tempat tinggalnya, dan inilah awal Kota Tanjung Pandan di buka oleh KA Rahad (Eks Kantor polisi lama Tanjung Pandan).data dari berbagai sumber.

Jumat, 06 November 2009

KAWASAN WISATA ALAM DAN PENDIDIKAN GUNUNG PARAMONT


SEJARAH SINGKAT
Gunung paramont terletak di desa Air Selumar Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung. Kawasan gunung paramont, dimasa penjajahan Belanda dan Jepang sempat dijadikan lokasi persembunyian dan tempat tinggal bagi para penduduk sekitar, mengingat lokasi gunung paramont ini banyak terdapat goa-goa alam yang terbentuk dari bebatuan granit yang sangat besar. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya ditemukan pohon buah-buahan seperti lansat, manggis dan lain-lain.
Pada kawasan gunung paramont ini pula banyak terdapat keanekaragaman flora dan fauna yang langka, khas daerah Belitung yang saat ini sudah sulit ditemukan. Seperti pohon besi atau kayu bulin, kayu pelepak, kayu pelawan dan lain-lain. Samapai saat ini kelestarian alam gunung paramont masih sangat terjaga kealamiannya. sebagai manifestasi keanekaragaman kekayaan alam desa Air Selumar Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung. Kawasan gunung paramont dari atas, juga menyajikan pemandangan yang sangat luar biasa dengan view laut cina selatan dan hamparan perkebunan sawit.
Letak kawasan gunung paramont sangat strategis. Dimana jarak antara kawasan gunung paramont dengan pusat kota , pantai dan penginapan lor-in serta bandar udara hananjoedin tidak terlalu jauh. Jarak antara lokasi gunung paramont dengan pusat kota Tanjung Pandan, 23 Km yang bisa ditempuh dalam waktu 30 menit. Jarak antara kawasan gunung paramont dengan bandara Hananjoedin, 20 km bisa ditempuh dalam waktu 20menit. Tidak jauh dari lokasi gunung paramont adalah laut cina selatan, jarak dari lokasi ke pantai 15km dengan akses jalan yang sangat bagus, pantai yang tidak jauh dari kawasan gunung paramont adalah pantai tanjung kelayang dan pantai tanjung tinggi., yang merupakan pantai teramai pengunjungnya di Kabupaten Belitung. Akses masuk ke kawasan gunung paramont dari jalan umum adalah 1 km dengan akses jalan yang sangat bagus, bisa dilewati kendaraan roda empat.

KONSEP GUNUNG PARAMONT
Dalam rangka menjaga kelestarian alam gunung paramont, maka pemeritah desa Air Selumar, berinisiatif memanfaatkan kawasan ini manjadi kawasan wisata alam dan pendidikan. Yanga luas areal yang akan digunakan menjadi kawasan wisata tersebut seluas 150ha. Luas lahan tersebut murni milik pemerintahan desa Air Selumar. Kawasan gunung paramont ini nantinya akan dikembangkan sebagai kawasan wisata alam danpendidikan, juga dijadikan sebagai hutan konservasi alam. Mengingat kekayaan flora dan fauna didalam kawasan ini masih sangat terjaga. Didalam kawasan gunung paramont ini nantinya akan dibangun semacam out bond, camping area, canopy trail, hacking track, pemandian alam dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan itu maka, pemerintah desa Air Selumar membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maka atas dasar itulah pemerintah desa Air Selumar saat ini tengah mengupayakan mencari investor yang berminat berinvestasi dalam mengembangkan kawasan ini menjadi kawasan wisata alam dan pendidikan. Pada tahun 2009 ini berdasarkan data Dinbudpar Kabupaten Belitung mulai bulan Januari hingga Maret 2009, jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung berada pada angka 7.733 orang dan wisman 752 orang.

Minggu, 01 November 2009

ARSEL community Memperingati Hari Sumpah Pemuda

Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh ARSEL community pada tanggal 1 Nopember 2009, berupa bakti sosial dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda tahun 2009. dengan harapan kegiatan tersebut, mampu meningkatkan kesadaran anggota, pribadi dan masyarakat dalam menumbuhkan rasa kepedulian sosial dan menumbuhkan rasa peka terhadap permasalahan sosial kemasyarakatan serta lingkungan hidup. Memberikan edukasi kepada anggota dan masyarakat desa Air Selumar agar tercapai kehidupan yang lebih baik dan layak pada generasi penerus nantinya.
Pusat kegiatan bakti sosial ARSEL community dipusatkan di desa Air Selumar dengan melakukan kegiatatan-kegiatan sebagai berikut :
Membersihkan dan mengecat pagar mesjid Al-Musyairah yang berada di Dusun IV desa Air Selumar, Membersihkan dan mengecat pagar mesjid At-Taqwa yang berada di Dusun II desa Air Selumar, Membersihkan dan mengecat pagar serta dinding TPA Al-Mukarramah desa Air Selumar serta memberikan bantuan 2 Rol karpet untuk murid duduk belajar, Membersihkan dan mengecat pagar mesjid Al-Mukarramah yang berada di Dusun I desa Air Selumar, Membersihkan dan mengecat pagar mushola yang berada di Dusun I desa Air Selumar, Menanam pohon Jati dan sengon disepanjang aliran sungai.
Dalam melakukan semua prosesi kegiatan diatas, ARSEL community menghimpun dana dari swadaya para anggota ARSEL community dan donasi dari pihak kedua, yang peduli terhadap lingkungan sosial dan kemajuan generasi muda, sejumlah 1.650.000,-
Kegiatan Bakti Sosial ARSEL community tanggal 1 Nopember 2009, mengahabiskan biaya Rp. 1.650.000,-. Jumlah tersebut meliputi : Biaya sarapan dan makan siang anggota, serta minuman aqua gelas, Biaya pembelian material kegiatan berupa cat, thiner dan lain-lain, Biaya pembelian karpet untuk bantuan ke TPA Al-Mukarramah.

Pelaksanaan Kegiatan :

Hari/Tanggal : Minggu, 1 Nopember 2009
Pukul : 07.00 WIB – 17.00 WIB
Tempat : Desa Air Selumar
Kegiatan : Bakti Sosial

Rabu, 28 Oktober 2009

Burung Ranggong atau burung Ruik di Gunung Peramun

BURUNG RANGGONG ALA BELITONG

Arsel community pada tanggal 28 Oktober 2009, dalam rangka peringatan sumpah pemuda, mencoba memetakan potensi kekayaan dan keanekaragaman fauna di kawasan wisata alam dan pendidikan gunung peramun yang berada di desa Air Selumar Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung. Salah satu temuan yang paling membanggakan kami,adalah tanpa sengaja kami menemukan kumpulan burung ruik atau burung ranggong ala pulau Kalimantan berada di kawasan tersebut. Kami sangat mengaprisiasi sangat tinggi terhadap spesies burung tersebut mengingangat kami sendiri baru pertama sekali melihat jenis burung ini di desa Air selumar khususnya dan pulau Belitung pada umumnya. Walaupun setelah kami cari data-data tentang burung ini banyak para tetua kampung desa Air Selumar mengatakan bahwa,burung ini memang sudah lama ada disini. Megingat sangat langkanya spesies ini maka, kami sangat menghimbau kepada seluruh masyarakat desa Air Selumar, khusunya para pelaku usaha tambang inkonfensional untuk secara bersama-sama menjaga dan melestraikan habitat burung Ruik atau burung Ranggong ini. mengingat perlunya penelitiaan panjang tentang pola migrasi, makanan dan habitat burung Ranggong ini, dan dukungan seluruh masyarakat sangat kami butuhkan walaupun untuk melakukan setiap kegiatan ini kami Arsel community melakukannya dengan cara swadaya dari 58 anggota Arsel community, baik untuk biaya transportasi dan akomodasi kami himpun dari hasil patungan komunitas pemuda se-desa Air Selumar,yang peduli terhadap lingkungan dan sosial kemasyarakatan di desa Air Selumar.